Punya Anak Kembar,
Arsitek Belanda Bikin Gedung Kembar di Kayutangan
Warga Kota Malang pasti
tahu kawasan Kayutangan. Tapi, mungkin tak banyak tahu, mengapa disebut
Kayutangan? Mengapa dulu orang-orang Eropa banyak yang memilih tinggal di sana?
Setidaknya ada dua
versi yang menyebutkan, mengapa disebut Jalan Kayutangan, yang di zaman Belanda
dikenal dengan nama Jalan Pita itu?
Pertama, merujuk pada
data sejarahyang menyebutkan sebelum tahun 1914 di kawasan itu terdapat papan
penunjuk arah berukuran besar yang berbentuk tangan yang dibuat oleh Belanda.
Kedua, disaat mulai
berkembangnya kawasan alun-alun, di ujung jalan arah alun-alun terdapat pohon
yang menyerupai tangan. Karena itu kawasan tersebut lantas disebut Kayutangan.
Entah mana yang menjadi
dasar. Yang jelas, nama Kayutangan (Kajoetangan) banyak terdapat di buku
laporan Belanda tahun 1890 hingga masih diucapkan sampai sekarang. Kompleks
pertokoan di sepanjang Jalan Kayutangan (sekarang Jalan Basuki Rahmad) mulai
dari pertigaan depan PLN sampai di depan Gereja Katolik Kayutangan dibangun
antara tahun 1930-1940, yang saat itu bergaya atap datar dan berbentuk kubus.